anda pengunjung ke

Monday, April 8, 2013

KISI-KISI UJIAN NASIONAL 2012-2013

Untuk menunjang pembelajaran siswa, ada baiknya latihan soal-soal selalu diberikan secara intensif. Pemberian latihan soal akan lebih efektif jika menggunakan acuan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Pada saat ini telah ditetapkan jadwal UN 2012/2013 yang nantinya akan disosialisasikan pada masyarakat, tentunya para orang tua siswa tidak akan tinggal diam. Mereka akan berupaya menyiasati akan keberhasilan anaknya dalam menghadapi UN 2012/2013.

Revisi POS UN 2013

POS (Prosedur Operasi Standar) adalah pedoman dalam penyelenggaraan UN. BSNP telah menerbitkan POS UN 2013. Selang beberapa hari POS UN 2013 direvisi oleh BSNP. Revisi POS UN 2013 hanya untuk POS UN SMP/SMA/MA/SMK (tidak untuk POS UN SD). Revisinya sih tidak banyak tapi urgen sekali, yaitu mengenai banyak paket soal yang selama ini ramai dibicarakan. Betulkah banyak paket soal pada UN 2013 adalah 20 paket? Mari kita cermati POS UN 2013 dan Revisinya:


POS UN 2013

UN TIDAK MENJIWAI KTSP

 Model Baru UN Diragukan Bisa Meminimalisir Kecurangan
 JAKARTA - Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) memprediksi tingkat kelulusan ujian nasional (UN) 2013 akan tetap tinggi  walaupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan perubahan pelaksanaan UN dengan menambah variasi soal dan paket soal menggunakan barcode.

Hal ini dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) FGII, Iwan Hermawan, Rabu (27/3). Menurutnya, mengubah variasi soal UN menjadi 20 dan penggunaan barcode pada paket soal UN tidak akan mampu mengantisipasi kecurangan-kecurangan pelaksanaan UN.

"Karena kecurangan bukan hanya terjadi pada UN tapi pada ujian sekolah (US) pun terjadi dengan dalih konversi nilai US. Hampir setiap sekolah mematok nilai sekolah (NS) yang merupakan gabungan nilai rapot dan US minimal sesuai kriteria ketuntasan mininal (KKM)," ungkap Iwan saat berbincang dengan jpnn.com di Jakarta.

Dia menjelaskan, jika sekolah sudah memberi nilai NS 8 (40%), maka dengan nilai UN 3.8 (60%) saja, siswa sudah mendapatkan nilai 5.5 sesuai batas aman nilai kelulusan. Sehingga dia menilai upaya-upaya yang dilakukan Kemdikbud percuma kalau tidak ada perubahan total sistem UN.

"Jadi yang ada hanya penghamburan biaya saja. Selain tingkat intervensi pemerintah daerah yang sudah mentarget lulus 90 persen, sehingga mendorong sekolah melakukan mark up nilai sekolah," tegasnya.

Lantas apa solusi yang tepat agar kecurangan UN tidak terjadi lagi. "UN jangan dijadikan penentu kelulusan, tapi untuk pemetaan saja," pungkasnya.

Diketahui Kemdikbud meningkatkan sistem pelaksanaan UN dengan menambah variasi soal jadi 20 di setiap ruangan. Selain itu lembar soal dan jawaban menggunakan barcode. Mendikbud Mohammad Nuh beralasan penambahan variasi soal dilakukan agar siswa lebih fokus