GAYA LAMA
Gaya Lama.... begitu banyak orang menyebutnya. Ketika Negara
sedang berkembang, rezim baru mulai dibangun. Kekuasaan bukan semata-mata
sebagai alat untuk menyatakan kehebatan dan kemampuan saja, tapi kekuasaan
merupakan ajang eksploitasi bagi kaum penguasa di jaman itu.
Begitu pula dengan keberadaan Sang Pejabat, pembodohan
dilakukan bertahun-tahun, hingga mental menjadi bobrok, yang baik dan yang
buruk sulit dibedakan , ketergantungan akan berbagai kemudahan dalam mengatasi
berbagai persoalanpun muncul, hingga mesin yang lainpun tak mampu berjalan
tanpa ada satu kendali. Ibarat anjing-anjing yang patuh pada sang majikan,
meskipun hanya tulang belulang yang didapatkan.
Jaman telah berubah, tehnologi sudah bukan menjadi barang
mewah, kehidupan mulai tertata rapi hingga memunculkan ribuan tenaga ahli.
Demikian pula dengan kebijakan baru, membawa perubahan yang sangat
ditunggu-tunggu.
Sang Pejabat pun tlah turun dari tahta, dibelakang sudah
berderet-deret antrean cendikia, yang akan berupaya menyongsong kemajuan
bersama. Roda telah berputar, itulah kehidupan ...
Namun apa yang terjadi, Sang Pejabat sangat berat hati,
kekuasaan bertahun-tahun yang sarat dengan eksploitasi menghempaskannya pada
posisi yang tak berarti . Setiap hari.. menit dan detik, tiada waktu selain
untuk berhitung dan terus berhitung.
“ Aku belum siap”, dalam hati ia berucap. Perasaan yang
menggebu tiada terelakkan lagi. Sekuat tenaga dinyanyikannya lagu lama.
Kejayaan masa lampau tiada pernah kembali. Dengan hati bergetar mulutnyapun tiada
henti berkoar, seakan sambung menyambung dilantunkannya “maju tak gentar”.
Hidup bukan sekedar berhitung, hidup bukan pula hanya untuk
menentukan ribuan rencana, tapi hidup harus mengambil keputusan ...
Apa yang dilakukan belum tentu seperti apa yang dibayangkan. Semua manusia mempunyai
kebutuhan, ratusan...ribuan.... bahkan jutaan atau sampai tak terhitung. Tapi,
bukan itu saja yang mengalahkan segalanya. Apakah tidak terbersit setitik rasa
pengabdian di hati nurani, harga diri, moralitas, dan yang lebih utama adalah
rasa Syukur sebagai makhluk Tuhan.
No comments:
Post a Comment