Perubahan Dan Keberlanjutan Dalam Peristiwa Sejarah
Pada Masa Penjajahan Asing Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejarah adalah ilmu tentang asal usul dan perkembangan
masyarakat dan bangsa yang berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
di masa kini. Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi
nilai-nilai, pengetahuan, dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian
peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar. periodesasi sejarah , misalnya sejarah
Indonesia. Untuk mempermudah memahami perkembangan sejarah Indonesia, maka
sejarah Indonesia disusun dalam periodesasi sebagai berikut:
1. Prasejarah
(jaman batu dan jaman logam)
2. Masuk dan
berkembangnya pengaruh budaya India
3. Masuk
berkembangnya islam
4. Zaman colonial
5. Zaman pendudukan
jepang
6. Revolusi
kemerdekaan
7. Masa orde lama
8. Masa orde baru
9. Masa reformasi
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu
dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas
merupakan suatu hal yang pokok
3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan
bangsa barat(portugis,belanda,inggris). Di Indonesia
· Masuknya
Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis
telah berhasil mencapai India (Kalikut) 1498. Bangsa Portugis berhasil
mendirikan kantor dagangnya di Gowa pada tahun1509.
Pada tahun 1511 di bawah pimpinan d'Albuquerque
Portugis berhasil menguasai Malaka. Dari Malaka di bawah pimpinan d'Abreu tahun
1512 Portugis telah sampai di Maluku dan diterima baik oleh Sultan Ternate yang
pada waktu itu sedang bermusuhan dengan Tidore. Portugis berhasil mendirikan
benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah
di Maluku, Portugis juga aktif menyebarkan agama Kristen (Katolik) dengan
tokohnya yang terkenal ialah Franciscus Xaverius. Portugis ini tidak hanya
memusatkan kegiatannya di Indonesia bagian timur (Maluku ), tetapi juga ke
Indonesia bagian barat (Pajajaran). Pada tahun 1522 Portugis datang ke
Pajajaran di bawah pimpinan
Henry Leme dan disambut baik oleh Pajajaran dengan maksud
agar Portugis mau membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Terjadilah
Perjanjian Sunda Kelapa (1522) antara Portugis dan Pajajaran, yang isinya
sebagai berikut:
1. Portugis
diijinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
2. Pajajaran akan
menerima barang-barang yang dibutuhkan dari Portugis termasuk senjata.
3. Portugis akan
memperoleh lada dari pajajaran menurut kebutuhannya.
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran
untuk merealisasi Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran
oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahilah. Pertempuran berakhir dan
namanya diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
· Masuknya
Bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum
datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan
perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda
untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran
menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de
Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai
Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.
Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan
Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada
mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang
di Banten.
Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang
Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda
meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan
Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada
bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda
sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten
sehingga tiga buah kapal mereka
penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim
ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.
Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan
rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke
Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda
sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu,
mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk
perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602
secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di
di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuknya VOC
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
2. Untuk
memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama
bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk
mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
· Masuknya
inggris ke Indonesia
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh
Francis Drake dan Thomas Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui
Magellan, pada tahun 1579 Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya
berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat
Samudera Hindia. Perjalanan beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas
Cavendish melewati jalur yang sama.
Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu
Elizabeth I meningkatkan pelayaran internasioalnya. Hal ini dilakukan dalam
rangka menggalakan ekspor wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari
rempah-rempah. Ratu Elizabeth I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East
Indian Company) untuk mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim
armadanya ke Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil
melewati jalan Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia
karena diserang Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
3.3 menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap
penjajahan bangsa
barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20
menggunakan strategi perang gerilya, Gerilya adalah
salah satu strategi perang yang dikenal luas, karena banyak digunakan, selama
perang kemerdekaan di Indonesia pada periode 1950-an. A.H. Nasution yang pernah
menjabat pucuk panglima Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD)
menuliskan di buku "Pokok-pokok Gerilya". Bagi tentara perang gerilya
sangatlah efektif. Mereka dapat mengelabui,menipu atau bahakan melakukan
serangan kilat. Taktik ini juga manjur saat menyerang musuh jumlah besar yang
kehilangan arah dan tidak menguasai medan. kadang taktik ini juga mengarah pada
taktik mengepung secara tidak terlihat (invisible). Sampai sekarang taktik ini
masih dipakai teroris untuk sembunyi. Jika mereka menguasai medan mereka dapat
melakukan : penahanan sandera, berlatih, pembunuhan hingga menjadi mata-mata.
Dan musuh dapat melakukan nomaden, yaitu berpindah- pindah.
3.4 Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan
strategi pergerakan nasional di Indonesia
pada masa awal kebangkitan nasional, sumpah pemuda dan sesudahnya sampai dengan
proklamasi kemerdekaan
secara kooperatif dan nonkooperatif/radikal
3.5 Menganalisis peran tokoh nasional dan daerah dalam
perjuangan menegakkan Negara republic Indonesia
1. Peristiwa redas
dengklok
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas
dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6
Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa
tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang
terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa
Jepang sudah menyerah tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut
diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk
orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan
lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan para pemimpin I ndonesia
pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum
of power). Jepang masih tetap berkuasa atas Indonesia meskipun telah menyerah,
sementara pasukan Sekutu yang akan menggantikan mereka belum datang.
Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus agar
mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan Sekutu. Adanya kekosongan
kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan muda dan golongan tua
mengenai masalah k emerdekaan Indonesia. Golongan muda menginginkan agar
proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan. Mereka itu antara lain Sukarni,
B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh.
Sedangkan golongan tua menginginkan prokla masi kemerdekaan harus dirapatkan
dulu dengan anggota PPKI. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr.
Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa
Kusumasumantri. Golongan muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan
Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945
pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan
keputusan tuntutan-tuntutan golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan
Indonesia adalah hal dan soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat
digantungkan kepada bangsa lain. Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan
har us diputus, dan sebaliknya perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno
dan Mohammad Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan
proklamasi. Langkah selanjutnya malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan
Darwis mewakili kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata usaha
tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan kemerdekaan. Kuatnya
pendirian Ir. Soekarno untuk tidak memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat
PPKI menyebabkan golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh
dari Jepang. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka membawa
Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan
bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh Jepang.
Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengas dengklok antara lain :
a. agar kedua
tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b. mendesak
keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terlepas dari
segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta
tidak dapat ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin
pemuda, di antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam
harinya ke garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota
kecil yang terletak sebelah Utara Karawang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai
tempat pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara
anggota PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya
melakukan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok
letaknya terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap
gerakan tentara Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta,
Bandung, atau Jawa Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua
merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar
proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya
maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibwa ke Jakarta.
Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan
Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di
Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam
peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para
pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling
lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai
komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
2. Perumusan teks
proklamasi
Sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta sudah sampai di
Jakarta dan langsung menuju ke rumah laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol
No. 1 Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian, peran
Laksamana Maeda cukup penting. Pada saat-saat yang genting, Maeda menunjukkan
kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi alamiah dan hak dari
setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat
secara langsung dalam perumusan teks proklamasi.
3. Pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan
Setelah rumusan teks proklamasi selesai
dirumuskan muncul permasalahan, siapa yang akan menandatangani teks proklamasi?
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir dalam rapat tersebut menandatangani
naskah proklamasi sebagai” Wakil-wakil Bangsa Indonesi a”. Usulan Soekarno
tidak disetujui para pemuda sebab sebagian besar yang hadir adalah anggota
PPKI, dan PPKI dianggap sebagai badan bentukan Jepang. Kemudian Sukarni
menyarankan agar Soekarno Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama
bangsa Indonesia. Saran dan usulan Sukarni diterima. Langkah selanjutnya,
Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep teks proklamasi dengan
beberapa perubahan, kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
a. kata “
tempoh” diubah menjadi tempo,
b. wakil-wakil
bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan
“Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah
proklamasi yang autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi
akan dibacakan pukul 10.00 pagi di Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada
kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan Jepang yang terus berpatroli,
akhirnya diubah di kediam an Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta telah diadakan berbagai persiapan untuk
menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih pukul 09.55 WIB, Drs.
Mohammad Hatta telah datang dan langsung menemui Ir. Soekarno. Sebelum
proklamasi kemerdekaan dibacakan, pukul 10.00 WIB Soekarno menyampaikan
pidatonya.
3.6 menganalisis dampak politik, budaya, sosial ekonomi dan
pendidikan pada masa penjajahan barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa
kini
Mungkin pada masa dlu bangsa kita merasa tersiksa
contohnya pada kerja rodi di masa penjajahan belanda namun manfaatnya sekarang
dapat dirasakan yaitu memiliki semangat juang yang tinggi dan berkembang dari
berbagai aspek
3.7 menganalisis peristiwa proklamasi kemerdekaan dan maknanya
bagi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, poliik, dan pendidikan bangsa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan bukan
semata-mata sebagai tujuan, tetapi “jembatan emas” menuju bangsa yang maju dan
mandiri. Dikatakan sebagai jembatan emas karena Proklamasi kemerdekaan menjadi
titik awal yang baik dalam upaya mewujudkan tujuan bernegara; melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan
umum; mencerdaskan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Makna kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah merdeka
dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan:
1. Merdeka dalam
bidang politik berarti bangsa Indonesia mempunyai kedaulatan, yaitu kedaulatan
rakyat.
2. Merdeka dalam
bidang ekonomi berarti bangsa Indonesia harus mandiri atau berdiri di atas kaki
sendiri (berdikari).
3. Merdeka dalam
bidang kebudayaan berarti bangsa Indonesia mempunyai kepribadian nasional.
3.8 menganalisis peristiwa pembentukan pemerintahan republic
Indonesia dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan Indonesia masa kini
Sistem Pemerintahan Indonesia di awal masa
Kemerdekaannya adalah Sistem PRESIDENSIIL. Sistem Pemerintahan ini sesuai
dengan rumusan Undang-undang Dasar 1945, dimana Presiden sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi dan kedudukan mentri adalah sebagai pembantu presiden.
“Menteri merupakan pembantu presiden (pemerintah) yang diangkat dan
diberhentikan oleh presiden, sehingga menteri bertanggungjawab kepada
presiden”. Oleh karena itu, untuk melengkapi pemerintahan Indonesia dibentuklah
departemen dan kementrian. Seharusnya pembentukan kementrian diserahkan pada
presiden tetapi untuk negara Indonesia yang baru merdeka ini pembentukan
Departemen dan Susunan Kementrian Negara diserahkan pada panitia kecil (Ahmad
Subardjo, Sutardjo Kartohadikusumo,Kasman Singodimejo). Akhirnya berdasarkan
sidang PPKI tanggal 19 Agustus 1945 pada tanggal 12 September 1946 dibentuklah
Kabinet Presidensiil (Kabinet RI I) dengan 12 departemen dengan 4 menteri
negara.
Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menggunakan
sistem Kabinet PARLEMENTER dengan Perdana Menteri pertamanya yaitu Sutan
Syahrir. Sistem Kabinet Parlementer inilah yang katanya sesuai dengan harapan
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia mengharapkan sistem pemerintahan Demokrasi
dimana cirinya adalah adanya DPR (parlemen) yang anggota-anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat. Pola pemerintahan ini merupakan bentuk penerapan
demokrasi yang ada di negara Belanda yang berdasarkan multipartai yaitu sistem
pemerintahan parlementer. Jika menggunakan kabinet presidentil maka presiden
berperan sebagai pemimpin kabinet dan kabinet bertanggungjawab kepada presiden.
Tetapi jika menggunakan kabinet Parlementer maka presiden bertanggungjawab
kepada parlemen (KNIP).
Makna kehidupan kebangsaan Indonesia pada masa kini
KEBANYAKAN orang keliru memahami makna sejarah
kebangsaan. Kejayaan Sriwijaya, kejayaan Majapahit yang menguasai
kerajaan-kerajaan kecil di seluruh wilayah nusantara, hanya “dikenang” sebagai
peristiwa masa lalu.
Pancasila yang menjadi dasar negara dan ideologi
bangsa yang mampu merekat keaneka ragaman dan kemajemukan bangsa, hanya
dipandang sebagai masa lalu dan kuno. Baik pemerintah maupun para elit politik
hanya menjadikan Pancasila sebagai wacana seremonial dalam upacara-upacara
kenegaraan dan dalam “upacara” peringatan hari lahirnya Pancasila. Sesudah
upacara, perduli amat ! Tanpa tindak lanjut yang berarti.
Nilai-nilai dasar kebangsaan bersumber dari
nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa itu. Nilai-nilai dasar kebangsaan
mengalir dari sumbernya mengarungi bukit, lereng, jurang dan lembah menjadi
aliran semangat kebangsaan yang dahsyat, yang mampu menembus dan menggerus
bebatuan yang menghalangi cita-cita kebangsaan yang hendak diraih oleh bangsa Indonesia.
Seperti bangsa Indonesia, dibangkitkan sejak awal permulaan abad ke 20
(Kebangkitan Nasional 1908), dibangun atau diwujudkan sejak awal pertengahan
abad ke 20 (Sumpah Pemuda 1928) dan bangsa Indonesia menegara sejak pertengahan
abad ke 20 (Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 1945).
3.9 menganalisis peran bung karno dan bung hata sebagai
proklamaor serta tokoh-tokoh proklamasi lainnya
1. Soekarno dan M.
Hatta
Kedua tokoh pahlawan Negara Indonesia itu merumuskan
naskah proklamasi bersama dengan Soebardjo. Sukarno dan Bung Karno diangkat
sebagai Presiden Republik Indonesia dan M.Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia pertama.
2. Sayuti Melik
Beliau adalah tokoh yang mengetik naskah teks
proklamasi setelah disempurnakan dari naskah tulisan tangan asli.
3. Sukarni
Sukarni adalah tokoh pemuda yang sebelumnya pernah
memimpin asrama angkatan baru yang berlokasi di menteng raya 31.
4. B.M. Diah
Beliau merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan
dalam menyiarkan kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air.
5. Latif
Hendraningrat, S. Suhud dan Tri Murti
Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah
putih pada acara proklamasi 17-08-1945. Tri Murti sebagai petugas pengibar
pemegang baki bendera merah putih.
6. Frans S. Mendur
Beliau seorang wartawan yang menjadi perekam sejarah
melalui gambar-gambar hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia bersama kawan-kawannya di Ipphos (Indonesia
Press Photo Service).
7. Syahrudin
Adalah seorang telegraphis pada kantor berita Jepang
yang mengabarkan berita proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia ke seluruh
dunia secara sembunyi-sembunyi ketika personil jepang istirahat pada tanggal 17
agustus 1945 jam 4 sore.
8. Soewirjo
Beliau adalah walikota Jakarta Raya yang mengusahakan
kegiatan upacara proklamasi dan pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar.
3.10 menganalisis
perubahan dan perkembangan politik masa awal kemerdekaan
1. Perubahan sistem
Presidensial ke parlementer
Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklimat
pemrintah yang isinya Pemerintah memberikan kesempatan pendirian partai-partai
politik. Sjahrir mengajukan maklumat KNIP No.5 tanggal 11 November 1945 yang
isinya pembentukan kabinet dengan susunan mentri yang bekerja kolektif yang
dipimpin perdana menteri yang dirunjuk oleh kepala negara.format itu terpaksa
disetujui Presiden Soekarno. Akhirnya pada tanggal 14 November 1945 terbentuk
kabinet ministarial dengan Sjahrir sebagai perdana mentri. Sejak saat itu
Indonesia menerapkan sistem parlementer.
2. Perubahan Fungsi
KNIP
Dalam sidang pertama KNIP di Jakarta tanggal 14
Oktober 1945, sutan sjahrir diminta duduk sebagai ketua Badan Pekerja KNIP.
Ketika itu sebagian besar anggotanya sedang mengusulkan perubahan fungsi KNIP
dari hanya sebagai Badan pembantu Presiden, menjadi lembaga legislatif. Hal itu
didukung Hatta yang menerbitkan Maklumat Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober
1945 tentang pemberian kekuasaan legislatif kepada KNIP.
3. Perpindahan Ibu
Kota Negara
Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan Ibu Kota
Jakarta sudah semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh
kekuasaan asingr. Akhirnya, pada tanggal 14 Januari 1946 Ibu Kota dipindah ke
Yogyakarta. Pemilihan kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota ada beberapa alasanya
yaitu:
a. Terdapat
markas besar Tentara.
b. Tidak ada
kekutan sekutu.
c. Terdapat
Laskar Hizbullah dan Laskar Mataram.
d. Yogyakarta mampu
menjamin pelaksanaan perjuangan.
e. Letak
Yogyakarta yang dekat dengan Semarang dan Surakarta.
3.11 menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan belanda
Sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan demikian bangsa Indonesia telah menjadi
bangsa yang merdeka, bebas dari belenggu penjajahan. Akan tetapi, Belanda belum
rela dengan kemerdekaan Indonesia tersebut. Melalui berbagai cara Belanda tetap
ingin menjajah Indonesia. Bagaimana sikap Bangsa Indonesia? Tentu saja, bangsa
Indonesia tidak tinggal diam. Dengan berbagai upaya, bangsa Indonesia tetap
mempertahankan kemerdekaannya. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan bangsa
Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya?
Pada
tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan
tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik
Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang
masih ada di Indonesia. Sekutu menugaskan Jepang untuk menjaga keadaan dan
keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang menyerah kepada Sekutu. Tugas
tersebut berlaku saat Sekutu datang ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang
menginginkan hak-haknya dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari
tangan Jepang. Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di
beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentar Jepang dengan rakyat
Indonesia. Pertempuran-pertempuran tersebut menimbulkan korban di kedua belah
pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang
membonceng tentara Sekutu. Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia.
Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di
Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA
yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi
menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu
dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata
tradisional yang ada
No comments:
Post a Comment